Muru'ah, sebuah konsep yang berasal dari bahasa Arab, sering diterjemahkan sebagai kehormatan diri, martabat, atau harga diri. Namun, dalam konteks Islam dan etika profesional, muru'ah memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu menjaga perilaku, perkataan, dan penampilan agar selaras dengan nilai-nilai luhur, sehingga menumbuhkan rasa hormat dan kepercayaan dari orang lain.
Bagi seorang guru, muru'ah bukan sekadar nilai tambah, melainkan sebuah mahkota yang harus dijaga. Guru adalah profesi yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mendidik karakter, moral, dan etika. Oleh karena itu, muru'ah menjadi landasan utama yang menentukan keberhasilan seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sejati.
Aspek-aspek Muru'ah dalam Kehidupan Guru
Muru'ah bagi guru tidak hanya terlihat di dalam kelas, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupannya. Berikut adalah penjelasannya.
1. Muru'ah dalam Penampilan dan Perilaku Sehari-hari
Seorang guru adalah pusat perhatian, baik di sekolah maupun di masyarakat. Penampilan dan perilaku mereka menjadi contoh nyata bagi murid-muridnya.
* Pakaian: Guru harus berpakaian rapi, bersih, dan pantas. Pakaian yang terlalu ketat, mencolok, atau tidak sesuai dengan norma sosial dapat mengurangi wibawa seorang guru.
* Contoh: Seorang guru seharusnya tidak memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan syariat (jika dia beragama Islam) , karena hal ini bertentangan dengan ajaran yang ia sampaikan.
* Gestur dan Bahasa Tubuh: Bahasa tubuh yang sopan, seperti cara duduk, berjalan, atau berinteraksi dengan orang lain, juga bagian dari muru'ah. Menghindari gestur yang kasar atau ceroboh akan menjaga kesan profesional.
* Perkataan: Guru harus berbicara dengan bahasa yang santun, jelas, dan menghindari kata-kata kotor, sumpah serapah, atau ejekan, bahkan saat sedang di luar jam kerja.
* Contoh: Seorang guru yang sering menggunakan kata-kata kasar saat berkumpul dengan teman-temannya akan sulit mengajarkan etika dan sopan santun kepada murid-muridnya.
2. Muru'ah dalam Profesi dan Tanggung Jawab Mengajar
Muru'ah profesional berkaitan dengan integritas dan etika saat menjalankan tugas sebagai pendidik.
* Konsistensi Ajaran dan Tindakan: Ini adalah pilar utama muru'ah. Murid akan lebih meneladani apa yang guru lakukan daripada apa yang guru katakan. Guru yang ber-muru'ah tinggi adalah guru yang perkataannya sejalan dengan perbuatannya.
* Contoh: Seorang guru yang selalu terlambat masuk datang di sekolah/masuk kelas, namun menuntut murid-muridnya untuk datang tepat waktu, telah kehilangan muru'ah. Murid akan melihat inkonsistensi ini dan bisa jadi akan kehilangan respect terhadap gurunya.
* Contoh lagi: Guru yag tidak ikut melaksanakan solat Dhuha dan Salat Dhuhur berjamaah di masjid sementara muridnya diwajibkan untuk melaksanakannya.
* Contoh Lagi: Guru yang merokok di lingkungan sekolahan sementara dia melarang muridnya untuk merokok, bahkan dengan sanksi yang berat.
* Objektivitas dalam Penilaian: Guru harus menilai murid berdasarkan kompetensi dan hasil kerja mereka, bukan berdasarkan sentimen pribadi, latar belakang keluarga, atau kedekatan emosional.
* Contoh: Memberikan nilai yang lebih tinggi kepada murid kesayangan, padahal hasilnya kurang memuaskan, adalah tindakan yang merusak muru'ah dan integritas profesional.
* Menjaga Kerahasiaan: Guru sering kali memiliki informasi pribadi tentang murid atau keluarga mereka. Muru'ah menuntut seorang guru untuk menjaga kerahasiaan ini dan tidak menyebarkannya kepada orang lain.
* Contoh: Seorang guru yang menceritakan masalah keluarga salah satu muridnya kepada guru lain atau orang tua murid yang berbeda telah melanggar etika dan merusak kepercayaan.
3. Muru'ah dalam Lingkungan Sosial
Muru'ah seorang guru tidak terbatas pada lingkungan sekolah. Ia adalah bagian dari masyarakat yang menjadi teladan.
* Menjaga Silaturahmi: Guru yang baik akan menjaga hubungan baik dengan orang tua murid, tetangga, dan anggota masyarakat lainnya.
* Menghindari Ghibah (Menggunjing): Bergunjing atau menyebarkan aib orang lain, termasuk rekan kerja atau murid, adalah perbuatan yang bertentangan dengan muru'ah.
* Menjadi Solusi, Bukan Masalah: Guru diharapkan menjadi figur yang membawa solusi dan ketenangan di lingkungannya. Terlibat dalam perselisihan atau menjadi sumber masalah akan mencoreng nama baik profesi.
Mengapa Muru'ah Sangat Penting?
Muru'ah adalah fondasi dari karisma dan wibawa seorang guru. Tanpa muru'ah, seorang guru bisa memiliki ilmu yang sangat luas, tetapi ia tidak akan dihormati atau didengarkan dengan tulus. Murid-murid akan menganggapnya sekadar "pemberi materi" tanpa jiwa. Sebaliknya, guru yang memiliki muru'ah yang tinggi akan menjadi panutan, sumber inspirasi, dan teladan yang akan selalu dikenang oleh murid-muridnya sepanjang hidup.
